bursa

Bursa Efek Indonesia Dan Dunia

Jika kita telusuri, ternyata perjalanan Bursa Efek Indonesia atau yang dapat disebut pasar modal telah didirikan sejak dari zaman penjajahan Belanda. Pada zaman itu pasar modal di Indonesia pun pernah mengalami pasang naik hingga masa sekarang.

Dalam perkembangannya, pasar modal atau Bursa Efek di Indonesia sudah lumrah bila mengalami pasang surut. Terlebih sejalan dengan perkembangan sejarah bangsa Indonesia sendiri yang kian menuai perbaikan dalam sektor perekonomian.

Mengenali sejarah akan bursa efek adalah salah satu kegiatan profesional. Terlebih bagi siapapun yang hendak berinvestasi dan memulai sepakterjangnya di dunia saham.

Perkembangan Sejarah Pasar Modal Indonesia

Dalam catatan sejarah Indonesia yang kita ketahui, perkembangan perekonomian terbagi menjadi 4 zaman. Sejarah pasar modal di 4 zaman tersebut tentu didasarkan atas kebijakan pemimpin di era masing- masing. Berikut adalah gambaran besar perkembangan pasar modal sampai saat ini:

Pasar Modal Era Penjajahan

Bursa efek pertama didirikan di Jakarta yang dulu disebut sebagai Batavia. Saat masa itu, negara penjajah Belanda mendirikan sebuah badan usaha yang bergerak dalam bidang perkebunan secara masive.

Sudah pasti bahwa Belanda bukan negara yang kaya dan membutuhkan modal yang banyak dari berbagai investor negara- negara Eropa. Ketika itu, penghasilan yang didapatkan dari penduduk bagian Eropa bisa dianggap lebih besar.

Besarnya penghasilan sekitar 50 sampai 100 kali lipat dari penduduk lokal sekalipun mereka adalah tuan tanah pengusahan atau konglomerat. Bursa Efek pun menjadi pasar modal strategis yang dibuat oleh Belanda dengan tujuan permodalan. Tentu saja modal dana segar dari masyarakat Eropa.

Setelah persiapannya lengkap, berdirilah pasar modal dengan bahasa belanda yaitu Vereniging Voor de Effectenhandel. Sekaligus memulai aktivitas perdagangan efek yang tercatat pada tanggal 14 Desember 1912. Sampai saat ini masih terdapat 13 Anggota Bursa yang aktif.

Surat Atau Saham Pada Era Kolonial

Efek yang dijual belikan atau diperdagangkan merupakan saham dan obligasi terhadap perusahaan perkebunan milik Belanda. Sehingga bukan berarti bahwa Belanda tidak memikirkan perkembangan finansialnya seorang diri.

Perkembangan perusahaan pasar saham di Batavia pun ternyata sangat begitu pesat. Mereka mampu menguras kekayaan alam dan memberikan jaminan bagi warga pribumi yang terlibat dalam bisnis ini. Namun di Era ini pun tidak terlepas akan pasang surut keadaan finansial. Terlebih ketika terjadi perang dunia kedua (World War II).

Perang yang berkepanjangan tentu menguras semua harta kekayaan di negara bagian Eropa. Otomatis egiatan transaksi efek pun hanya bertahan 20 tahun kurang dan ditutup pada tanggal 10 Mei 1940.

Yang tentunya pemilik efek mengalami masalah besar atas semua investasi yang telah dikeluarkan. Sudah pasi semua investor saat itu kesusahan menjual efek yang dimilikinya. Tidak jarang beberapa pengusaha akhirnya tutup.

Pasar Saham Setelah Indonesia Merdeka

Bagi para ekonom dan ahli ekonomi yang memiliki intelektual akan finansial dunia tidak mudah membuat sistem pasar saham kala itu. Meskipun implementasi yang diwariskan Belanda sudah jelas, namun para pahlawan finansail Indonesia harus bekerja keras membuat sistem yang sesuai untuk para pegiat usaha dalam negeri.

Tahun 1950 obligasi muncul atas nama bangsa negara Indonesia. Aktifnya kembali aktivitas pasar modal di Indonesia tentunya adalah langkah awal yang cukup sulit. Pada 30 Juni 1952, Bursa Efek Indonesia meneruskan perjuangannya di Jakarta.

Hadirnya Perserikatan Perdagangan Uang yang disebut PPUE menjadi tolok ukur perkembangan perekonomian untuk membentuk sebuah pasar modal yang berlandaskan asas Undang- Undang. Sejak PPUE ada, Bursa Efek Indonesia kembali mampu beroperasi dan berkembang pesat di Indonesia.

Tentu saja segala hal yang berkaitan dengan uang dan finansial tidak lepas dari campurtangan politik. Tahun 1958 terdapat gangguan dari pihak eksternal. Sengketa yang terjadi atasBelanda di Irian jaya menjadi  persoalan yang cukup menggangu elektabilitas perdagangan.

Hingga kebijakan besar pada Bursa Efek Indonesia melarang keras mata uang Belanda turut andil dalam pasar modal tersebut. Hingga sangat wajar banyak investor yang hengkang dari dunia investasi di Indonesia saat itu.

Pasar Saham Era Orde Baru

Setelah orde lama atau era kepemimpinan awal kemerdekaan berakhir maka peran orde baru cukup menjadi peran yang krusial. Peran peremintah orde baru sangatlah panjang dan banyak revisi tentang peraturan- peraturan yang dibuat saat zaman Belanda.

Sehingga lahirla Tim Persiapan Pasar Uang dan Modal atau dapat disingkat PUM untuk membantu pasar modal kembali dilirik oleh dunia. Perkembangan pada era orde baru menjadi 2 periode:

  • Pasar modal Periode 1977 – 1987
  • Pasar modal Periode 1988 – 1997

Pada periode tahun 1977-1987 terjadi penurunan perkembangan bursa efek Indonesia kurang memberikan hasil.

Pasar Modal Era Orde Reformasi

Momen penting saat Era Reformasi terbilang cukup ekstrem. Dalam era ini terdapat Krisis moneter, Indeks harga yang mampu menembus 4 Digit, Merger Bursa Efek, dan juga berganti nama serta peraturan- peraturan baru.

Krisis moneter saat indeks saham jatuh drastis adalah salah satu pekerjaan yang berat bagi sistem finansial bangsa. Investasi melemah dan para investor menghentikan aktivitasnya. Sehingga saat itu lahirlah BEI atau Bursa Efek Indonesia, yang asalnya bursa efek tersebar di kota- kota besar.

Mengenal Beberapa Efek di Dunia

BEI sebagai pasar modal satu- satunya di Indonesia pastinya berhubungan dengan pasar modal yang ada di Dunia. Tentunya dengan perkembangan teknologi informasi cepat seperti Internet, memudahkan kita untuk mengetahui perkembangan kongkrit terhadap pasar modal asing. Berikut adalah pasar modal yang ada di beberapa negara maju:

  1. New York Stock Exchange (NYSE)

NYSE memiliki sebutan lain sebagai The Big Board dan NYSE ini menjadi tempat jual beli saham terbesar yang mungkin saat ini terbesar di seluruh dunia. Karena NYSE ini memiliki kapitalisasi pasar sebanyak tiga kali lipat dari Nasdaq. Kurang lebihnya memiliki kapitalisasi diatas sebesar USD $30 miliar.

NYSE sendiri tampaknya sudah berdiri sejak 200-an tahun yang lalu. Namun tetap yang lebih lama adalah VOC yang mampu mendirikan pasar saham pertama di dunia. Karena tentunya VOC adalah organisasi dagang yang maju sat itu.

  • Nasdaq Stock Market (NASDAQ)

Amerika adalah negara adidaya yang tidak terpatok oleh satu bursa efek. Pasar Saham Nasdaq merupakan pasar saham yang berada di Amerika yang didirikan oleh perusahaan Nasdaq Inc. Yaitu perusahaan yang berkerja sebagai penyedia jasa keuangan.

Nasdaq sendiri berada di One Liberty Plaza, kota New York. Bursa Efek ini duduk di tempat kedua dengan jumlah kapitalisasi pasar yang mampu mencapai US$10.857 miliar. Bahkan saat ini angkanya terus menaik

  • Japan Exchange Group (JPX)

Sangat tidak etis bila negara yang mampu memproduksi kendaraan dan industri besar seperti Jepang tidak memiliki Pasar saham yang besar. Maka JPX yang merupakan sebuah pasar jepang mampu menduduki tempat ketiga sebagai pasar modal terbesar di dunia.

Pasar modal JPX sendiri bermarkas di Tokyo. Mungkin hampir serupa seperti Bursa Efek Indonesia, bahwa JPX merupakan hasil peleburan dua bursa efek antara Tokyo Stock Exchange and juga Osaka Securities Exchange.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *